Senin, 05 Desember 2011

Membatik – Usaha Peningkatan Ekonomi Kerakyatan





           Batik Lasem sudah di kenal secara nasional. Berbagai usaha pembinaan dan pelestarian telah dilakukan Pemerintah. Disekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah di Kabupaten Rembang sudah ada yang memasukan membatik dalam salah satu program Ekstra Kurikuler. Dengan harapan membatik semakin dikenal dan digemari.
Dan dalam jangka panjang membatik bukan sekedar pelestarian budaya, melainkan menjadi usaha ekonomi karakyatan ( home industry ) yang dapat meningkatkan tarap hidup yang bukan dijadikan hanya sekedar pekerjaan sambilan, skala yang lebih luas dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

            Di desa Ringin, membatik bukan sesuatu hal yang asing bagi rakyatnya. Membatik sudah dilakukan secara turun temurun. Perjalanan membatik inipun mengalami pasang surut. Kadangkala ramai, dan pada suatu saatpun ‘mati suri ’, karena ditinggal untuk pekerjaan lain.

            Sebagai contoh di RT 06 RW I, Dukuh Dukuhan saja pada saat ini ada 12 orang yang membatik dari sekitar 56 KK. Mereka membatik hanya sekedar sambilan menjelang ada pekerjaan lain. Membuat pola dan ‘nyiliki’ rata-rata dihargai Rp. 17.000.- (tujuh belas ribu rupiah ) yang dapat dikerjakan dengan waktu 1,5 hari. Upah yang sedemikian kecil untuk pemenuhan kebutuhan hidup di saat ini.

            Lewat program ekonomi kerakyatan sudah saatnya kita mulai memperhatikan usaha peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), setelah yang selama ini kita semua hanya memperhatikan sector fisik ( sarana dan prasarana) saja. Misalnya pelatihan menjahit, pelatihan Tehnologi Informatika, membatik, dan bidang-bidang usaha lain yang berkembang di masyarakat. Hal inipun tentunya bukan hal yang mudah dilakukan. Diperlukan koordinasi antara semua pihak.

            Lewat program PNPM ( atau sumber dana yang lain)  dapat dirancang untuk peningkatan SDM ini, yang salah satunya adalah membatik. Mulai dari pengadaan bahan sampai pada produk yang siap untuk konsumsi pasar. Yang nantinya kita semua dapaat berharap bukan hanya Rp. 17.000.- perpotong selama 1,5 hari melainkan lebih dari itu.

            Demikian tulisan ini agar dapat menjadi kajian  untuk kita semua, dan tentunya penulis berharap masukan untuk usaha ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar